Metode Evaluasi Sediaan Suspensi Uji Fisika Volume Terpindahkan

Tugas 1 Teknologi Sediaan Semi Solid dan Liquid : Metode Evaluasi Sediaan Suspensi Uji Fisika Volume Terpindahkan

Disusun oleh kelompok 6 Kelas L :

1. Rizky Widya Astuti (16334047)

2. Nidya Ayu Monica (16334051)

3. Rahma Shovi Utami (16334052)

4. Tia Mardiyanti (16334056)

5. Isnaini Afrilia (16334058)

6. Silmi Kaffah (16334059)

Pendahuluan : Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus dan tidak larut yang terdispersi dalam cairan pembawa (FI III). Untuk mendapatkan sediaan suspensi yang baik dan memenuhi persyaratan maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi sediaan suspensi meliputi evaluasi fisika, kimia dan mikrobiollogi. Adapun salah satu evaluasi fisika dari sediaan suspensi adalah uji volume terpindahkan.

Tujuan : Untuk menjamin bahwa volume suspensi yang dikemas dalam wadah dosis ganda sesuai dengan volume yang tertera pada etiket.

Prinsip : Mengukur kesesuaian volume sediaan dengan yang tertulis pada etiket jika dipindahkan dari wadah asli.

Prosedur : Untuk menetapkan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah. Suspensi oral dalam wadah dosis ganda, kocok isi 10 wadah satu persatu. Untuk serbuk dalam wadah dosis ganda yang mencantumkan penandaan volume untuk suspensi oral yang dihasilkan bila serbuk dikonstitusi dengan sejumlah pembawa seperti tertera pada etiket, konstitusi 10 wadah dengan volume pembawa seperti tertera pada etiket diukur secara seksama dan campur. Selanjutnya ikuti prosedur di bawah ini :

1). Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi.

2). Penuangan dilakukan secara berhati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan selama 30 menit.

3). Jika telah bebas dari gelembng udara, ukur volume dari tiap campuran, volume rata-rata yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95%.

4). Jika A adalah volume rata-rata kurang dari 100%, tetapi tidak ada satupun wadah yang volumenya kurang dari 95%.

5). Jika B adalah tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang terterap pada etiket, lakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan.

Persyaratan : Volume rata-rata larutan atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak lebih dari 1 dari 30 wadah yang volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti tertera pada etiket.

Daftar Pustaka : 1. Kurniawan D.W. dan Sulaiman T.N.S., 2009. “Teknologi Sediaan Farmasi“. Graha Ilmu, Yogyakarta, Hal: 90-97 .

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

3. Ansel H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat diterjemahkan oleh Farid Ibrahim., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

ALIRAN BURUK

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID KELAS D
Dosen :
Amelia Febriani, S. Farm.,MSi, Apt
kelompok 9
Nama kelompok:Christine Eva D 17330044
Annisa Rahmawati 17330062





A. Sifat Alir Pada Tablet
Fluiditas / sifat alir serbuk merupakan faktor kritik dalam produksi obat sediaan padat. Hal ini karena sifat alir serbuk berpengaruh pada peningkatan reprodusibilitas pengisian ruang kompresi pada pembuatan tablet dan kapsul , sehingga menyebabkan keseragaman bobot sediaan lebih baik, demikian pula efek farmakologinya.
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu.
Aliran buruk adalah aliran yang tidak bisa atau ketika mengalir tidak bagus atau cepat.Laju aliran buruk <1,6 sangat sukar.

B.Faktor- faktor yang dapat berpengaruh pada fluiditas serbuk:
1) Bentuk partikel dan tekstur, untuk partikel yang ekidimensional (teratur= bulat, kubus) semakin besar diameter maka sifat alir semakin baik sedangkan untuk partikel yang anisomerik maka hasilnya dapat berbeda. Sifat alir terbaik terjadi pada diameter optimum partikel (200-500 µm). Partikel berukuran kurang dari 100 µm akan lebih cohesive. Semakin kecil gaya gesek friksi / gaya gesek antar partikel sehingga semakin mudah mengalir. Sebaliknya, semakin kasar permukaan partikel maka semakin besar friksi antar partikel sehingga menyebabkan semakin sulit mengalir.
2) Kerapatan jenis,
3) Porositas, semakin besar porositas maka semakin kecil kontak antar partikel maka kecepatan alir akan semakin baik.
4) Kandungan lembab, pada kondisi kandungan lembab yang tinggi ikatan partikel akan lebih kuat karena luas kontak antar permukaan serbuk naik. Apabila gaya tarik antar partikel serbuk semakin kuat, maka serbuk akan semakin sukar mengalir.
5) Kondisi percobaan, ada beberapa kondisi percobaan yang dapat mempengaruhi sifat alir yaitu diameter lubang alat uji, besar/ luas hopper dan sudut dinding hopper.
C.Memperbaiki Sifat Alir

  1. Glidan
    Glidan adalah zat yang digunakan untuk memperbaiki aliran granul dari hopper ke feeder dan ke lubang cetakan. Beberapa mekanisme kerja glidan, yaitu : dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul, distribusi glidan selama granulasi, adsorpsi gas pada glidan yang berlawanan dengan granulasi, meminimalkan gaya van der Waals dengan pemisahan granul, mengurangi friksi antar partikel dan mengurangi permukaan kasar granul dengan penempelan glidan selama granulasi. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai glidan antara lain : talk, pati jagung, Cab-O-Sil, siloid, aerosol.
  2. Anti Adheren
    Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya massa tablet pada punch dan untuk mengurangi. Penempelan pada dinding cetakan. Bahan ini sangat diperlukan untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin E. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai antiadheren antara lain : talk, pati jagung, Cab-O-Sil, DLLeucin, natrium lauril sulfat.
  3. Lubrikan
    Lubrikan murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara granul dengan dinding cetakan selama Pengempaan dan pengeluaran tablet. Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu fluid lubrication dan boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan memisahkan kedua permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja karena adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang, ke permukaan logam dari dinding cetakan. Karena penampilannya lebih kuat, maka mekanisme ini lebih baik jika dibandingkan dengan fluid lubrication. Secara umum, lubrikan berukuran 200 mesh atau lebih halus, dan dapat melewati saringan 100 mesh (dari nilon) sebelum ditambahkan pada tahap granulasi. Tipe atau jenis lubrikan yang digunakan tergantung dari alat pengempa, tablet yang akan dibuat, sifat penghancur, dan disolusi yang diinginkan, pertimbangan kompatibilitas dengan zat aktif, serta biaya.Laju aliran buruk <1,6 sangat sukar.

BRIDGING

Teknologi Sediaan Solid -D

Dina Setyarahma  17330006

Salwa Alvionita Diaz Pratiwi 17330008

PENGERTIAN

Bridging adalah adhesi yang tidak rata dari penyalutan lapis film, karakteristik permukaan tablet sebelum disalut, desain logo tablet yang terlalu rumit, kurangnya plasticizer dalam komponen bahan penyalut.

Karena semakin banyak pelapisan yang diterapkan pada permukaan tablet, tekanan yang berkembang di dalam lapisan saat mengering mengatasi kekuatan pelekatan lapisan ke permukaan tablet, menyebabkan pelapis menarik diri di dalam logo atau memecah garis, membuat kurang terlihat.

PENCEGAHAN

1. Meningkatkan konsentrasi.

2. Menurunkan viskositas sirop gula.

3. Mempercepat   penguapan air pada saat membentuk badan tablet.

4. Mencegah pelengketan massa tablet inti.

5. Mengurangi sebanyak mungkin terjadinya kontak antara udara lembab dengan tablet inti.

LOGO BRIDGING PADA TABLET

1.Inti tablet

Penyebab    :

a. Bahan inti tablet tidak mempromosikan adhesi lapisan yang  baik.

b. Porsi porositas inti tablet tidak cukup untuk meningkatkan adhesi yang baik.

c. Desain logo tidak memadai untuk produk yang dilapisi film.

Mengatasi   :

  1. Meningkatkan kadar bahan hidrofilik (seperti selulosa mikrokristalin, pati, copovidone atau hidroksipropil selulosa). Mengoptimalkan tingkat pelumas seperti magnesiumstearat untuk meminimalkan dampak negatif pada adhesi lapisan, atau mengganti magnesium stearat dengan pelumas lain seperti asam stearat atau natrium stearilfumarat.
  2. Meningkatkan porositas inti tablet dengan mengurangi gaya pemadatan. (Pengurangan tidak boleh terlalu banyak, sehingga ketahanan inti tablet terganggu)
  3. Konsultasikan dengan produsen tablet-punch untuk memastikan desain logo dioptimalkan untuk tablet berlapis film.

2. Formulasi Pelapisan

Penyebab :

a. Formulasi pelapis tidak dioptimalkan untuk adhesi maksimum.

Mengatasi :

  1. Konsultasi untuk memilih sistem lapisan yang paling sesuai.

3. Coating Process 

Penyebab :

a. Suhu produk tidak cukup tinggi untuk meminimalkan tekanan dan atau meningkatkan daya rekat.

Mengatasi :

  1. Meningkatkan suhu inlet atau kurangi laju semprotan.

OVERWETTING PADA PEMBUATAN TABLET

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID -D

Putri ade priani 17330021

mohammad bagus nur rohim 17330039

  • Pengertian Overwetting

Overwetting merupakan bagian dari medote pembuatan tablet dengan cara granulasi basah.Overwetting dapat disebabkan ole bahan pengikat pada pembuatan granulasi basah terlalu banyak sehingga mampu menyebabkan granul susah diayak dan butuh pengeringan yang lebih lama untuk memperolehgranul kering dengan kadar air yang diinginkan.

  • Metode Pembuatan Tablet
  1. Granulasi Basah
       Pembuatan tablet dengan metode Granulasi Basah digunakan untuk membuat tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tahan panas, dan tahan lembab/pembasahan. Secara umum tahapan proses pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dapat dilihat pada gambar 1.a
Gambar 1.a Skema pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
  • Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
  • Alat yang digunakan terlalu banyak, karena terdapat banyak tahapan proses
  • Ruangan lebih luas untuk menampung alat yang digunakan
  •  Prosedur lebih komples
  • Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan lebih banyak
  • Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat.

  • Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
  • Metode granulasi basah dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan kompaktibilitas.
  • Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat besar dan memiliki karakteristik zat aktif yang tidak kompaktibel
  • Dapat mencegah terjadinya segregasi
  • Memperbaiki disolusi zat aktif yang hidrofob

  • Parameter kritis pada proses granulasi basah :
  • Jumlah bahan pengikat
       Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan sangat mempengaruhi konsistensi granul basah yang terbentuk. Jika jumlah bahan pengikat yang ditambahkan terlalu banyak dapat menyebabkan over wetting (granul terlalu basah). Granul yang terlalu basah menyebabkan granul susah diayak dan butuh pengeringan yang lebih lama untuk memperoleh granul kering dengan kadar air yang diinginkan. Pada tahap pembasahan granulasi basah (zat aktif + Zat pengisi + Zat pengawet + Larutan pengikat) terjadi proses sesuai pada gambar 1a.
Gambar 1.b. proses yang terjadi pada tahap pembasahan granulasi basah

Untuk mengetahui jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam proses granulasi basah antara lain : snow ball consistency, banana breaking test, soil humidity test.

  • Waktu pencampuran
       Waktu pencampuran sangat mempengaruhi kesergaman zat aktif yang terkandung dalam granul basah atau pun pada granul kering. Dengan waktu pencampuran yang tepat diharapkan terjadi pencampuran yang efektif antara zat aktif dengan zat tambahan lainnya sehingga terbentuk campuran yang homogen dan memiliki sifat alir yang baik.
  • Lama Pengeringan
       Waktu perngeringan berhubungan erat dengan kadar air yang terkandung dalam kadar air. Dengan Kadar air yang tepat maka akan mempermudah pada proses pengempaan ataupun pencetakan. Jika granul yang dihasilkan terlalu basah dapat menyebabkan lengketnya granul pada proses pencetakan. Jika granul yang dihasilkan terlalu kering dapat menyebabkan capping pada proses pencetakan.


2. Granulasi Kering
     Pembuatan tablet dengan metode Granulasi Kering digunakan untuk membuat tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tidak tahan panas, dan tidak tahan lembab/pembasahan. Secara umum tahapan proses pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Skema pembuatan tablet dengan metode granulasi kering
  • Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering harus menggunakan zat aktif dan atau zat tambahan yang mempunyai reworking potensial yang baik. Reworking potensial yang dimaksud disini adalah kemampuan suatau bahan untuk mempertahankan kualitasnya walaupun mengalami pengempaan berkali-kali.



3. Kempa Langsung
    Pembuatan tablet dengan metode Kempa Langsung digunakan untuk membuat tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang baik, . Secara umum tahapan proses pembuatan tablet dengan metode kempa langsung dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Skema pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
 
  • Penyebab Overwetting

Jika bahan pengikat yang ditambahkan pada metode pembuatan metode granulasi basah terlalu banyak sehingga dapat menyebabkan granul menjadi overwetting. Karena Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan sangat mempengaruhi konsistensi granul basah yang terbentuk. Pada tahap pembasahan granulasi basah (zat aktif + Zat pengisi + Zat pengawet + Larutan pengikat).

  • Mencegah dan Mengatasi

Pembuatan tablet membutuhkan bahan pengikat untuk memberikan daya adhesi pada serbuk sewaktu proses granulasi dan daya kohesi. Bahan yang biasa digunakan: mucilago amyli 10%, larutan gelatin 10-20%, gom akasia, sukrosa, povidin, metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal.

Laminating

Disusun Oleh :

Septiana Hendarsih 15330101

Anggun Dewi KSP 15330099

Dosen :

Amelia Febriani, S. Farm.,MSi, Apt

Mata Kuliah : Teknologi Sediaan Solid

Kelas : D

Menurut FI edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Bentuk tablet, umumnya berbentuk cakram pipih / gepeng, bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya.

Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan warna dengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan, membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.

Etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yang terkandung, jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap tablet.

Dalam pembuatan tablet terdapat beberapa permasalahan. Salah satunya kerusakan pada proses pencetakan tablet, yaitu Laminating.

Pengertian
Laminating adalah tablet memisah dan menjadi dua bagian saat proses pengeluaran dari die. umumnya keretakan atau pecahnya tablet terjadi setelah kompresi atau beberepa jam atau kemudian penyebabnya sama dengan capping.

Penyebab
1. Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus
2. Kadar air granul terlalu tinggi
3. Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal).
4. Punch and die masih baru sehingga menyatu dan rapat pada saat pengempaan (gaya tekan terlalu besar)
5. Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan bahan cair dan tidak mudah menguap.
6. Terlalu banyak atau terlalu sedikit lubrikan
7. Zat pengikat yang kurang tepat
8. Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil).

Mencegah dan Mengatasi
1. Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau tidak cocok.
2. Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21, metiselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet.
3. Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.
4. Mengganti prosedur granulasi
5. Mengganti atau meningkatkan atau menurunkan jumlah lubrikan
6. Mengurangi diameter punch sampai 0,0005 – 0,002 inchi (tergantung ukurannya)