stabilitas kimia – uji degradation test

uji stabilitas kimia sediaan suspensi diantaranya yaitu uji degradasi sediaan suspensi, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan bagaimana cara atau prosedur dalam pengujian degradasi sediaan suspensi serta persyaratan mutu yang baik dari hasil test degradasi sediaan.

Disusun Oleh :

Seinul Baary (16334011)

Muhammad Fathi (16334020)

Suhendar Permana (16334067)

Athsila Nugroho (16334069)

Ulfah Istiqomah (16334083)

TUGAS TEKNOLOGI SEMI SOLID KELAS M P2K KLASIFIKASI STABILITAS PRESERVATIVE EFFECTIVENESS

TUGAS TEKNOLOGI SEMI SOLID KELAS M P2K

KLASIFIKASI STABILITAS

PRESERVATIVE EFFECTIVENESS

Dosen :

Amelia Febriani, S. Farm., M.Si., Apt.

Disusun Oleh :

  • Andi Miftahul Jannah             ( 16334057 )
  • Iis Sumiyati Nur Aripin          ( 17334014 )
  • Rifqoh Rahmadani                  ( 17334037 )
  • Indah Puspitasari                    ( 17334044 ) 

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Jalan Moh Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa

JAKARTA

2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan sebelum digunakan, salah satu wadah yang biasa digunakan yaitu dosis ganda dimana pemakaian berulang sangat rentan terkontaminasi bakteri, sehingga dapat menyebabkan sediaan tidak lagi memberikan efek farmakologi. Untuk meminimalkan kontaminasi mikroba dan untuk menjaga kesterilan dari sediaan diperlukan penambahan pengawet.

Pengawet Antimikroba adalah zat yang ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi sediaan terhadap kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan terutama pada wadah dosis ganda untuk menghambat pertumbuhuan mikroba yang dapat masuk secara tidak sengaja selama atau setelah proses produksi.

Zat antimikroba tidak boleh digunakan semata – mata untuk menurunkan jumlah variabel sebagai pengganti cara produksi yang tidak baik. Ada keadaan yang memerlukan penggunaan pengawet untuk menekan perkembang biakkan mikroba. Setiap zat anti mikroba dapat berisfat pengawet, meskipun demikian semua zat anti mikroba adalah zat yang beracun.

Untuk melindungi konsumen secara maksimumpada penggunaan harus diusahakan agar pada kemasan akhir kadar pengawet yang masih efektif lebih rendah dari kadar yang dapat menimbulkan keracunan pada manusia.

B. Rumusan Masalah

  • Apa yang dimaksud uji efektifitas pengawet
  • Apa tujuan uji efektivitas pengawet
  • Bagaimana prosedur uji efektivitas
  • Apa macam mikroba uji

C. Tujuan

  • Mengetahui apa yang dimaksud uji efektivitas pengawet
  • Mengetahui tujuan uji efektivitas pengawet
  • Prosedur uji efektifitas
  • Mikroba uji

BAB II

PEMBAHASAN

A. Uji Efektivitas Pengawet

Pengawet antimikroba adalah zat yang ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi sediaan terhadap kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan pertama pada wadah dosis ganda untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat masuk secara tidak sengaja selama atau setelah produksi. Zat antimikroba tidak boleh digunakan semata – mata untuk menurunkan jumlah variabel sebagai pengganti cara produksi yang tidak baik. Bagaimanapun juga dapat timbul keadaan yang memerlukan penggunaan pengawet untuk menekan perkembangbiakkan mikroba. Harus diakui bahwa adanya mikroba yang telah mati atau hasil metabolisme mikroba yang hidup dapat menimbulkan efek negatif pada orang yang peka.

Zat antimikroba tidak boleh digunakan semata – mata untuk menurunkan jumlah variabel sebagai pengganti cara produksi yang tidak baik. Ada keadaan yang memerlukan penggunaan pengawet untuk menekan perkembang biakkan mikroba. Setiap zat anti mikroba dapat berisfat pengawet, meskipun demikian semua zat anti mikroba adalah zat yang beracun. Untuk melindungi konsumen secara maksimumpada penggunaan harus diusahakan agar pada kemasan akhir kadar pengawet yang masih efektif lebih rendah dari kadar yang dapat menimbulkan keracunan pada manusia.

Pengujian berikut dimaksudkan untuk menujukkan efektivitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa seperti produk – produk parenteral, telinga, hidung, dan mata, yang dicantumkan pada etiket produk bersangkutan. Pengujian dan persyaratan hanya berlaku pada produk di dalam wadah asli belum dibuka yang didistribusikan oleh produsen. Penafsiran hasil suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam contohnya di uji, jika :

  1. Jumlah bakteri variabel pada hari ke-14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awal
  2. Jumlah kapang dan khamir varibel selama 14 hari pertama  adalah tetap atau berkurang dari jumlah awal
  3. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari bilangan yang disebut pada a dan b

Prosedur uji efektivitas :

  1. Inokulasi dengan salah satu mikroba uji (0,1ml/20ml sediaan)
  • Jumla mikroba  / ml
  • Tetapkan jumlah mikroba viable dalam setiap suspense inokula, hitung angka awal/ml sediaan dengan metode lempeng

B. Mikroba Uji

Candida albicans (ATCC No. 10231)

  • Mikroorganisme fungi golongan ragi (yeast)
  • Hidup sebagai mikroorganisme comensal dalam tubuh manusia
  • Dapat bersifat oportunistik menyebabkan infesksi oral dan infeksi vagina pada manusia

Aspergilus niger (ATCC No. 16404)

  • Fungi berfilamen
  • Bila sejumla spora terhirup masuk ke dalam paru – paru, dapat menyebabkan penyakit paru-paru aspergillosis
  • Penyebab otomycosis

Escherichia coli (ATCC No. 8739)

  • Bakteri yang hidup dalam usus mamalia
  • Bakteri aerob dan fakultatif anarobik, non-spore-forming, gram negative, rod-shaped. Fermentasi laktose dan menghasilkan gas dalam waktu 48 jam pada 35ᵒC (95ᵒF)
  • Penyebab infkesi saluran kemih dan diare

Pseudomonas aeruginosa (ATCC No.9027)

  • Bakteri gram negative, aerob, rod shaped, bergerak unipolar
  • Menginfeksi saluran pernapasan, saluran kemih, luka bakar, dan luka lainnya

Staphylococcus aureus (ATCC No. 6583)

  • Bakteri gram positif yang berwarna kuning keemasan
  • Bakteri commensal pada kulit manusia, di dalam hidung, usus dan urin (kira-kira 25% dari populasi)
  • Penyebab penyakit kulit (Staphylococcal scalded skin syndrome)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan  

Pengujian berikut dimaksudkan untuk menujukkan efektivitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa

Mikroba Uji Candida albicans (ATCC No. 10231), Aspergilus niger (ATCC No. 16404), Escherichia coli (ATCC No. 8739), Pseudomonas aeruginosa (ATCC No.9027), Staphylococcus aureus (ATCC No. 6583)

Tugas teknologi sediaan semisolid (Stabilitas kimia Injeksi suspense (active ingredient) Kelas M

#ISTN_teksemsol_Kelas M_ Kel 1

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID

STABILITAS INJEKSI SUSPENSI

STABILITAS KIMIA

ACTIVE INGREDIENT

Dosen : Amelia Febriani, S.Farm.,MSi, Apt

Disusun Oleh :

Triastuti                                       17334737

Nur Hasna Alifia L                     17334742

Siti Munawaroh                          17334746

Fitriyani Dwi N                           18334702

Intania Putri  Anjani                 18334739

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA SELATAN

2019